INTRO
"sudah layu" |
Biasanya Orang yang patah hati disebut sebagai sastrawan dan penyair (dadakan) yang hebat!
Ya, sayangnya saya juga pernah mengalaminya, mendadak jadi Penyair puitis-romantis-meyayat hati. Setidaknya begitu lah normalnya siklus patah hati berlangsung, ditambah lagi saya memang paling gatal buat selalu menuangkan unek unek kedalam tulisan.
bagi saya menulis merupakan pengakuan-kejujuran-cerminan-dan koreksi diri.
menulis merupakan salah satu bentuk kebebasan.
back to the topic
mengapa diawal saya membahas tentang menjadi penyair dadakan ketika patah hati ?
pasalnya , baru baru ini tepatnya pada tanggal 3 maret 2017 kemarin adalah hari yang berat bagi saya. seperti yang telah dialami banyak orang, saya patah hati (lagi)
Seperti wanita lainnya, sekuat apapun mereka, mau sekuat apapun saya , saya tetaplah wanita yang ketika disakiti hatinya, pasti bakal nangis juga.
bahkan saya jauh lebih cengeng dari patah hati sebelum-sebelumnya.
saya menangis hampir di tiap kesempatan. saya makan, nangis. saya mandi, nangis. saya nyuci piring juga nangis. saya berusaha menyibukkan pikiran saya dengan melakukan semua pekerjaan yang biasanya malas saya kerjaan. kalau biasanya saya menghindari kerjaan, waktu itu saya cari kerjaan, kerjaan sekecil apapun itu. sampe kerjaan nya sendiri yang ngindarin saya. (ha ha ha) (receh)
tapi sayangnya, saat melakukan pekerjaan itupun saya nagis.
kalau ingat waktu itu, rasanya saya pengen nangis lagi. saya sendiri gak tega ngebayangin diri saya waktu itu, benar benar kacau,memprihatinkan, kasihan. Pengen rasanya peluk diri sendiri {}
Puji Tuhan semuanya bisa dilalui, saya tau itu semua bisa saya lewati karena ada kekuatan lain yang menguatkan saya, wahhh kalau saya sendiri mana mungkin sanggup...
singkat cerita, saya jauh lebih baik sekarang
Tapi tidak seperti biasanya.
selama mengalami masa-masa sulit ketika patah hati, biasanya saya lebih senang menulis dan membuat tulisan patah hati, yah mendadak jadi Penyair (sok) Pro
Entah kenapa kali ini berbeda
keinginan saya untuk menulis ada, banyak sekali masalah dan suara yang tidak tersampaikan ini saya tuangkan dalam tulisan
tapi ketika berhadapan dengan layar laptop, jari saya mendadak kaku.
lalu ketika saya mengurungkan niat untuk menulis, mendadak pikiran saya kembali ribut a.k.a bising a.k.a tak terkendali
saya rasa setiap penulis tentu pernah mengalaminya.
Kaya lagunya Jikustik- Puisi
liriknya benar-benar menginterpretasikan maksud saya tentang mendadak kaku ketika ingin berkarya karena patah hati.
Iya mungkin tulisan terindahku memang hanya untuk mu. Itu kenapa ketika ingin menulis dan tidak lagi ada dirimu, rasanya sulit. - skap
Komentar
Posting Komentar